Hai! akhirnya setelah lama gak nulis blog, saya akhirnya nulis lagi, dan kali ini saya akan membagi cerita perjalanan backpacking saya ke Bandung.
Bandung... Mungkin hampir semua warga Jakarta sudah pernah ke sana, apalagi saat liburan akhir pekan maupun liburan sekolah. Dan cerita backpacking saya ke Bandung ini mungkin merupakan hal yang basi tapi ya saya akan tetep berbagi dengan kalian sih karena setiap orang punya cerita yang berbeda-beda bukan?
Cerita ini berawal dari kakak saya yang tiba-tiba memberi kabar kalau dia mau backpacking-an ke Bandung berhubung dia harpen dan besoknya libur barengan dengan temannya. Jadilah saya ditanya mau ikut apa enggak, ya saya langsung jawab iya dong, hitung-hitung refreshing juga dong ya. Rencana kami waktu itu cuma 2 hari 1 malam.
Tibalah hari dimana kami berangkat. Berhubung kakak saya kerja dan pulang kerja gak pulang dulu ke rumah, jadilah kami janjian di Stasiun Gambir. Saya datang duluan, dan setelah menunggu hampir satu jam kakak saya dan temannya pun datang, dan kami pun langsung masuk untuk menunggu kereta yang tidak disangka-sangka ternyata mengalami keterlambatan hampir satu jam.
Ya, keterlambatan kereta itu membuat rencana kami agak berantakan sih, karena yang tadinya kami akan sampai pukul 22.30 atau paling lama pukul 23.00 lalu mencari penginapan di sekitar pun agak menjadi tak yakin. Iya, kami belum reservasi hotel atau apapun karena semua ini memang serba mendadak dan kami memang terbilang agak nekad sih hehehe...
Pukul 21.00, kereta kami KA Argo Parahyangan akhirnya datang dan siap mengangkut kami. Kami membeli tiket kereta kelas bisnis seharga Rp. 80.000/Orang, ini harga termurah yang kami dapat. Kelas bisnis yang kami beli pun cukup nyaman walaupun kami harus mengatur kaki kami agar kami bisa duduk selonjoran, dan untungnya ada beberapa tempat duduk yang kosong sehingga sebagian dari kami ada yang pindah ke bangku sebelah dan kami bisa duduk nyaman hehehe...
Perjalanan dari Jakarta ke Bandung dengan kereta api ini membutuhkan waktu 3 jam saja, gak pegel-pegel bangetlah ini mah. Dan akhirnya kamipun sampai Bandung tepat pukul 12 tengah malam, dan keadaan stasiun saat itu sudah sangat sepi, begitupun dengan keadaan di luar stasiun. Dan yang lebih penting lagi, Bandung tengah malam itu dinginnya bukan main dan saya agak salah kostum tampaknya karena saya memakai celana pendek. Saya pun langsung mengganti celana saya menjadi celana panjang.
Selanjutnya kami berunding untuk menentukan mau kemana kami pergi, apakah kami akan menyewa kamar hotel atau tidak, dan kami pun memutuskan untuk.............. Makan dulu hehehe laper bro...
Kami berjalan ke luar Stasiun dan menemukan tukang pecel lele yang masih buka dan akhirnya kami memutuskan untuk makan di sana. Tempatnya doang sih di pecel lele tapi pada nyatanya kami pesan ayam goreng semua. Dan yang perlu kalian tau, air kobokannya dingin banget kayak dipakein es batu. Teh manis hangat yang kami pesan pun cepat sekali dinginnya.
Setelah selesai makan, kami berjalan lagi, tujuan kami waktu itu adalah Braga, namun dengan ke-sok tau-an kami, akhirnya kami nyasar entah kemana. Hampir 2 jam kami berjalan, waktu itu tepatnya pukul 2 pagi lewat dan kami memutuskan untuk pergi ke alun-alun Masjid Raya Bandung, dan bekal kami menuju ke sana hanyalah papan penunjuk jalan. Pukul setengah 3 pagi kami sampai di Masjid Raya Bandung dan nampaknya sedang ada renovasi, dan kami masuk lalu duduk di depan kantor, entah kantor apa. Semua rasa bercampur aduk, mulai dari rasa kantuk, lelah sampai yang paling ganggu, dingin, dan saya lupa bawa jaket. Jadilah dini hari itu saya menderita sekali.
Hampir subuh dan beberapa orang mulai masuk ke dalam Masjid yang tadinya ditutup dan kami pun ikut masuk ke dalam dan keadaan di dalam lebih hangat sedikit setidaknya.
Pukul setengah 5 kami melanjutkan perjalanan. Tujuan awal kami memang Ciwidey, kami hanya mengandalkan petunjuk dari internet. Keluar dari Masjid, kami bertemu dengan seorang ibu penjual makanan dan saya bertanya harus naik apa untuk ke Terminal Leuwi Panjang, dan ibu penjual itu menyarankan naik bus Damri, saya pun tak lupa bertanya berapa ongkosnya dan ternyata hanya 3ribu saja, tetapi kami harus jalan terlebih dahulu ke persimpangan. Sesampainya di persimpangan, kebetulan sekali bus damri-nya lewat dan kami langsung naik. Tak sampai 30 menit kami pun sampai di Terminal Leuwi Panjang dan benar saja, kami hanya perlu membayar 3ribu saja.
Kami sarapan bubur di sekitar terminal dan sehabis makan kami langsung mencari angkutan umum yang bisa membawa kami ke Terminal Ciwidey, dan kami menemukan angkutan umum yang memakai mobil L300, kami langsung naik dan untuk angkutan ini, kami cukup membayar 10ribu/Orang. Mobil pun langsung berangkat dan sialnya, saya dapat bangku yang membelakangi supir yang artinya saya berjalan mundur dan ini sangat menyiksa bagi kalian yang sering mabuk darat. Tapi saya mensiasati masalah ini dengan cara........TIDUR! Ini cara yang paling tepat menurut saya hehehe...
Sekitar 1-1,5 jam akhirnya kami sampai di Terminal Ciwidey dan di sini dingin! Dan saya sempat norak karena ada asap yang keluar dari mulut saya ketika saya menghembuskan napas. Maaf saja, sudah lama sekali tidak mengalami kejadian seperti itu, terakhir kali waktu masih kecil, dan itu cukup ke daerah puncak. Oke kembali ke cerita, dari terminal ini, kami harus naik angkutan umum biasa yang berwarna kuning dan setelah kami masuk, sang supir pun menawarkan kami untuk menyewa angkot ini saja seharga 200ribu, kami berunding dan akhirnya memutuskan untuk menyewanya karena tawarannya yang menarik, dimana kami akan diantarkan kemanapun kami mau dan ini sudah termasuk tiket masuk ke Kawah Putih tempat tujuan kami. Mobil pun segera melaju menyusuri jalan yang terus menanjak dan pemandangan yang bisa kami nikmati selama perjalanan adalah kebun-kebun stroberi milik masyarakat sekitar.
Tak lama, kami pun sampai di Kawah Putih, dan kami dengan sangat excited langsung naik ke atas lalu turun ke bawah untuk menikati Kawah Putih yang cantik.
Di daerah ini udaranya campur-campur, panas, sejuk, dingin, semuanya bercampur aduk dan ini membuat hidung saya perih sekali. Yang satu jika kita berkunjung ke sini, kita tak boleh terlalu lama di sini karena aroma dari belerangnya akan membahayakan kita.
Setelah puas berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan ke kebun teh yang tersedia di pinggir-pinggir jalan, dan sang supir angkot pun menghentikan mobilnya dan menyarankan kami untuk turun menikmati kebun teh tersebut.
Selanjutnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Situ Patengang, Kami cukup penasaran sih sama tempat ini, karena banyak orang yang bilang kalau tempat ini bagus. Sang supir angkot pun menancapkan gasnya ke tempat itu, dan tiba-tiba sang supir menghentikan mobilnya dan menyarankan kami untuk melihat pemandangan dari ketinggian sebelum kami turun ke bawah untuk menuju Situ Patengang. Dan kami pun takjub melihat pemandangan yang ada di depan kami. Kami sangat menikmatinya dan tak sabar untuk turun ke Danaunya.
Ketika kami sampai di bawah, yang kami rasakan pertama kali adalah sejuk. Rasanya tak ingin beranjak dari tempat ini. Kami mengitari Situ Patengang ini dan bersantai-santai.
Setelah puas, kami pun memutuskan untuk balik ke Bandung untuk mengejar jadwal kereta yang berangkat sore ini. Kami langsung kembali ke Terminal Ciwidey lalu menaiki mobil L300 untuk kembali ke Terminal Leuwi Panjang. Sesampainya di Terminal Leuwi Panjang, kami langsung menaiki bus damri untuk ke Stasiun Hall Bandung, dan kami pun menunggu kereta kembali ke Jakarta. Pukul 7 malam lewat kami sampai di Stasiun Gambir Jakarta dan berakhirlah liburan singkat yang penuh dengan cerita ini. Liburan singkat yang sangat berarti dan memberikan pengalaman yang berbeda dari sebelumnya. Ini merupakan ketiga kalinya saya ke Bandung tapi pertama kalinya mempunyai pengalaman seperti ini. MENYENANGKAN!!!
By the way, mau tau angkutan umum yang kami sewa bagaimana bentuknya? Ini dia...
Agak bobrok memang tapi supirnya edaaaan... :)
No comments:
Post a Comment